Friday, April 9, 2010

BOKASHI EM

Bokashi EM

Pengenalan
Bahan asas baja organik, baik dalam bentuk kompos maupun baja kandang dapat berasal dari hasil pertanian, seperti jerami, dan sekam padi, kulit kacang tanah, hampas tebu, batang jagung, dan bahan tumbuhan hijau yang lain. Bahan buangan/tinja ternakan yang banyak dimanfaatkan adalah tinja lembu, kerbau, kambing, ayam dan itik.

Bokashi adalah suatu kata dalam bahasa Jepun yang bererti “bahan organik yang telah difermentasikan”. Baja bokashi dibuat dengan melalui proses fermentasi bahan-bahan organik (dedak, hampas kelapa, tepung ikan, dsb) dengan EM (Efektif Microorganism). Biasanya bokashi didapati dalam bentuk serbuk atau butiran. Bokashi sudah digunakan para petani Jepun dalam memperbaiki tanah secara tradisional untuk meningkatkan kepelbagaian mikrob dalam tanah dan meningkatkan persediaan unsur bagi tanaman. Secara tradisional bokashi dibuat dengan cara menfermentasikan bahan organic seperti dedak dengan tanah dari hutan atau gunung yang mengandungi berbagai jenis mikroorganisma.

Kini lebih dikenali sebagai Bokashi EM iaitu bokashi dengan bahan organik yang difermentasikan dengan mikroorganisma efektif, bukan dengan tanah dari hutan atau gunung. EM yang digunakan dalam pembuatan bokashi adalah suatu kultur campuran berbagai mikroorganisme yang bermanfaat (terutama bakteria fotosintetik dan bakteria asid laktik, ragi dan actinomycetes) dan dapat digunakan sebagai inokulan untuk meningkatkan kepelbagaian mikrob tanah. Penggunaan EM dalam pembuatan bokashi selain dapat memperbaiki strukutur dan kualiti tanah juga bermanfaat memperbaiki pertumbuhan serta jumlah dan mutu hasil tanaman.

Idea tentang penggunaan mikroorganisma efektif ini dikembangkan oleh Prof. Teruo Higa dari Jepun. Teruo telah menemui mikroorganisma yang dapat hidup secara bersama dalam kultur campuran dan secara fisiologi dapat bergabung satu dengan yang lain. Menurutnya, bila kultur ini dimasukkan dalam persekitaran semulajadi, maka pengaruh baik masing-masing akan lebih berlipat ganda secara sinergik. Menurutnya juga, kultur EM tidak mengandungi mikroorganisma yang telah dimodifikasi secara genetik, tetapi kultur ini merupakan campuran berbagai spesies mikrob yang terdapat dalam persekitaran semulajadi dunia.
Bokashi dalam Pertumbuhan dan penghasilan Tanaman

Pada prinsipnya, peranan baja bokashi hampir sama dengan baja organik lainnya seperti kompos, namun bokashi EM pengaruhnya dipercepatkan dengan adanya penambahan mikroorganisma efektif (EM).
Bokashi dapat digunakan 3-14 hari setelah perlakuan (fermentasi). Kebaikan penggunaan Bokashi ialah untuk meningkatkan pertumbuhan dan penghasilan tanaman meskipun bahan organiknya belum terurai seperti pada kompos. Bila bokashi dimasukan ke dalam tanah, bahan organiknya dapat digunakan sebagai substrat oleh mikroorganisma efektif untuk berkembangbiak dalam tanah, sekaligus sebagai tambahan persediaan unsur bagi tanaman.

EM yang digunakan dalam pembuatan bokashi sangat berguna sekali dalam memperbaiki sifat fizik, kimia dan biologi tanah, juga dapat menyekat pertumbuhan hama dan penyakit yang merugikan tanaman. Dengan demikian penggunaan bokasi EM baik secara langsung maupun tidak, sangat memberi kesan terhadap pertumbuhan tanaman pertanian termasuk padi , buahan dan sayuran.

Kesan Penggunaan bokasi EM dalam pertanian:
- Peningkatan nutrisi tanaman yang sedia ada
- Aktiviti hama dan penyakit/patogen dapat dikurang atau dihapuskan
- Peningkatan aktiviti mikroorganisma indogenus yang menguntungkan, seperti Mycorhiza, Rhizobium, bakteria pelarut fosfat, dll.
- pengikatan Nitrogen
- Mengurangkan keperluan baja dan racun kimia.

Penggunaan baja bokashi merangkumi prinsip ekologi berikut:
- Memperbaiki struktur tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman terutama pengelolaan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi tanah
- mengoptimunkan bahansedia dan keseimbangan unsur mineral tanah, melalui pengikatan nitrogen, penyerapan mineral, penambahan dan baja dari hasil usaha tani.
- Mengurangkan kehilangan hasil tani akibat aliran panas, udara dan air dengan cara mengelola iklim mikro, pengelolaan air dan pencegahan hakisan
Mengurangkan kehilangan hasil tani akibat hama dan penyakit dengan melaksanakan usaha pencegahan melalui perlakuan yang mesra alam

No comments:

Post a Comment